Spekulasi Mencuat: GoTo Akhirnya Jawab Isu Akuisisi oleh Grab
Dunia startup Asia Tenggara kembali dihebohkan dengan munculnya kabar bahwa Grab berencana mengakuisisi GoTo, raksasa teknologi asal Indonesia yang membawahi Gojek, Tokopedia, dan GoPay. Rumor tersebut dengan cepat menyebar di kalangan investor dan pelaku pasar, memicu spekulasi mengenai potensi konsolidasi besar-besaran di sektor layanan digital.
Namun setelah beberapa hari menjadi perbincangan hangat, manajemen GoTo akhirnya buka suara, memberikan klarifikasi atas isu yang dinilai terlalu liar dan mengganggu stabilitas persepsi publik.
Jawaban Resmi dari GoTo
Dalam pernyataan resminya kepada media dan otoritas pasar modal, GoTo menyatakan bahwa tidak ada kesepakatan ataupun proses akuisisi yang tengah berjalan dengan Grab. Perusahaan menegaskan bahwa fokus utama mereka saat ini adalah memperkuat fundamental bisnis dan mencapai profitabilitas jangka panjang.
“Kami memahami perhatian publik terhadap dinamika industri ini. Namun, saat ini tidak ada transaksi atau pembicaraan akuisisi sebagaimana yang dispekulasikan,” tulis GoTo dalam keterangannya.
Pihak manajemen juga mengimbau agar seluruh pemangku kepentingan, termasuk investor, tetap merujuk pada informasi resmi dan tidak terpancing oleh rumor yang belum diverifikasi.
Latar Belakang Munculnya Spekulasi
Spekulasi mengenai akuisisi ini muncul setelah sejumlah analis mengamati pola pergerakan saham dan langkah restrukturisasi internal GoTo. Ditambah dengan sinyal konsolidasi regional dari beberapa pemain besar, isu merger atau akuisisi antara dua raksasa teknologi ini terasa semakin mungkin.
Tak sedikit yang berpendapat bahwa integrasi antara Grab dan GoTo akan memperkuat posisi keduanya dalam persaingan sengit layanan transportasi online, e-commerce, dan fintech di Asia Tenggara.
Namun di sisi lain, penggabungan dua entitas besar juga dikhawatirkan menimbulkan persoalan regulasi, monopoli, hingga pemutusan hubungan kerja dalam skala besar.
Reaksi Pasar dan Investor
Meski kabar tersebut sudah dibantah, rumor ini sempat memicu volatilitas harga saham GoTo di bursa. Beberapa investor ritel menganggap isu akuisisi sebagai peluang jangka pendek, sementara investor institusi menilai perlunya kehati-hatian dan penilaian yang lebih dalam terhadap strategi jangka panjang perusahaan.
Analis pasar menyebut klarifikasi GoTo sebagai langkah penting untuk meredakan ketidakpastian dan menjaga kredibilitas perusahaan di tengah masa pemulihan bisnis teknologi pasca-pandemi.
Spekulasi akuisisi memang bukan hal baru di dunia startup, apalagi ketika perusahaan-perusahaan besar menghadapi tekanan pertumbuhan dan efisiensi. Namun klarifikasi GoTo menjadi penegas bahwa fokus perusahaan saat ini adalah pada penguatan bisnis, bukan akuisisi atau merger. Di tengah ketatnya persaingan layanan digital di Asia Tenggara, langkah strategis GoTo akan terus jadi sorotan publik dan investor.